Tuesday, April 26, 2016

Khasiat dan Manfaat Surah Al-Fatehah

1. Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

2. Alhamdulillaahirabbil'aalamiin

    Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

3. Arrahmaanirrahiim

    Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

4. Maalikiyaumiddiin

    Yang menguasai di Hari Pembalasan

5. Iyyaakana'buduwa-iyyaakanasta'iin

    Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
    pertolongan.

6. Ihdinaashshiraathalmustaqiim

    Tunjukilah kami jalan yang lurus

7. Shiraathalladziinaan'amta'alaihim ghayrilmaghdhuubi'alayhim walaadhdhaalliin

    (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) 
    mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat


1. Surat Al Fatihah wajib dibaca pada setiap raka’at dalam shalat
Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).” (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394).

2. Beberapa Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah

keistimewaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah lebih banyak jika dibandingkan dengan membaca surat lainnya yang ada di dalam Al-Qur’an. karena Surah Al-Fatehah di sebut juga Ummul Kitab.

Kandungan makna ayat “bismillahirrahirrahmanirrahim”. Di antaranya adalah memohon berkah dengan nama Allah dan pernyataan ketinggian Zat Allah. Ayat ini sekaligus berfungsi sebagai penangkal jitu untuk seluruh makar jahat setan kepada manusia. Sebab setan akan kabur acap lafadz basmalah ini dibaca. Lebih jauh, menurut Ali ash-Shabuni, ayat ini mengandung makna penegasan kepada orang-orang musyrik yang selama ini mengagungkan nama-nama selain Allah dalam setiap urusan mereka.
Adanya huruf alif lam (al-makrifah) pada kata “al-hamdu”. Suatu pujian yang sempurna kepada Allah. Oleh Ali ash-Shabuni, pujian tersebut dengan sendirinya meredupkan bahkan melenyapkan seluruh yang lain di luar Sang Khaliq (istighraq al-jinsi). Huruf alif lam (al-makrifah) tersebut juga mengisyaratkan sanjungan kepada Allah  yang bersifat kontinuitas, bukan suatu pujian yang dibuat-buat apalagi dipaksakan.
Penyebutan “ar-Rahman ar-Rahim” yang datang setelah lafadz “Rabb al-Alamin”. Sebab boleh dikata nama “Tuhan semesta alam” menyiratkan makna kesombongan, kekuasaan, dan keperkasaan. Kesan seperti itu terkadang melahirkan kebimbangan bahwa Tuhan itu tidak menyayangi hamba-Nya. Ujungnya, sangkaan sepintas itu memunculkan putus asa dan ketakutan seorang hamba. Untuk itu, lafadz tersebut menguatkan bahwa Rabb yang dimaksud adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang bagi seluruh makhluk-Nya.
Penyebutan “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Penyebutan dhamir khithab(kata ganti kedua) menunjukkan dialog kedekatan hamba dengan Rabbnya. Allah tak memiliki jarak untuk mengabulkan doa dan memberi pertolongan kepada hamba-hamba-Nya. Abu Hayyan al-Andalusi, pengarang kitab Tafsir al-Bahru al-Muhith menambahkan, seolah-olah orang tersebut menghadirkan Allah secara nyata di hadapannya ketika sedang bermunajat kepada-Nya.
Penggunaan kata jamak dalam lafadz “na’budu” (kami menyembah) dan “nasta’in” (kami memohon pertolongan). Sebuah pemilihan kata yang sangat halus kala seorang hamba datang mengetuk perkenan Allah, Zat Yang Maha Pencipta. Seolah ia berkata, wahai Tuhanku, aku tak lain adalah hamba-Mu yang papa lagi hina. Tak pantas bagiku menghadap seorang diri di hadapan cahaya kemuliaan-Mu. Untuk itu aku memilih berbaris bersama orang-orang yang juga memohon kepada-Mu dan ikut berdoa bersama mereka. Terimalah doaku dan doa kami semua.
Penyandaran kata nikmat kepada Allah dalam lafadz “an’amta” (yang Engkau beri nikmat). Sebaliknya, kata marah (ghadhab) dan sesat atau penyesatan (dhalal) tidak disandarkan kepada-Nya. Ini terlihat ketika Allah menyebut kata “an’amta alaihim” (yang Engka beri nikmat atas mereka) tapi tidak mengucap “ghadhabta alaihim”(yang Engkau marahi atas mereka) atau “adhlalta alaihim” (yang Engkau sesatkan atas mereka)

Jika ingin dijabarkan, maka ada 13 keuntungan yang bisa diperoleh ketika seseorang memutuskan untuk membaca surat Al-Fatihah, yaitu:

  1. Kebaikan orang tersebut diterima oleh Allah SWT.
  2. Mendapat derajat yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak membaca, nanti ketika di Surga.
  3. Seluruh dosanya yang ada di dunia diampuni.
  4. Akan selamat lidah mereka dari api neraka yang sangat panas.
  5. Akan terhindar dari murka Allah SWT.
  6. Membaca Al-Fatihah sudah seakan-akan menyedekahkan emas di jalan Allah.
  7. Satu ayat dari surat Al-Fatihah menutup satu pintu neraka bagi orang tersebut.
  8. Membaca surat al-fatihah dengan ayat kursi dan dua ayat surat ali Imran ketika selesai shalat akan dibalas dengan surga.
  9. Mampu berjumpa dengan Allah SWT.
  10. Terbebas dari azab ketika ia dikubur nanti.
  11. Keutamaan dan Khasiat membaca surat Al-Fatihah sebelum tidur mampu membuat seseorang aman dari segala hal, kecuali kematian.
  12. Rumah yang sering dibacakan al-Fatihah dan al-Ikhlas akan bebas dari kefakiran, serta akan berlimpah kebaikan.
  13. Manfaat membaca surat Al-Fatihah yang terakhir adalah kita seakan telah membaca kitab injil, zabur, taurat, Qur’an, suhuf Ibrahim, dan suhuf Idris sebanyak tujuh kali.

Surat Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al-Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Dibahagian akhir surat Al-Fatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitab (Al-Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.



No comments:

Post a Comment